inspirasi
Asal Usul Stand Up Comedy, Awalnya Berbentuk Pertunjukan Teater
Beberapa tahun terakhir, acara stand up comedy sangat populer di kalangan masyarakat. Konsepnya yang berupa lawakan tunggal di panggung telah menarik minat banyak penonton.
Apalagi dengan materi humor cerdas yang dibawakan, membuat penonton tidak hanya terhibur, tapi juga mendapat wawasan baru.
Bukan sekadar untuk membuat orang tertawa, stand up comedy juga sering digunakan sebagai media untuk menyampaikan keresahan tertentu yang terjadi di tengah masyarakat.
Meskipun di Indonesia baru booming beberapa tahun terakhir, ternyata stand up comedy bukanlah hal baru di dunia. Perkembangannya cukup panjang selama ratusan tahun.
Baca juga: Garam Himalaya, Berbentuk Kristal Pink yang Dianggap Lebih Sehat
Sudah ada sejak abad ke-18 di Amerika dan Eropa dan sudah mengalami banyak perubahan
Sejauh ini, stand up comedy dipahami sebagai lawakan atau komedi tunggal yang ditampilkan sambil berdiri di hadapan penonton secara langsung (live).
Komedian akan tampil selama beberapa menit dengan materi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Tahukah kamu bahwa pertunjukan komedi ini sebenarnya sudah ada pada abad ke-18 di Amerika dan Eropa, kemudian semakin berkembang pada tahun 1960-an.
Sepanjang sejarah, penonton komedi di berbagai belahan dunia selalu berkembang seleranya. Karena itu, konten acara komedi yang ditampilkan juga terus mengalami perubahan.
Komedian yang tampil disebut stand up comic atau lebih sering disebut comic saja. Comic akan mempersiapkan dirinya sedemikian rupa, untuk mengemas sebuah materi berisi, tapi tetap bisa ditertawakan.
Berawal dari humor sederhana yang konsepnya lebih mirip pertunjukan teater
Sebuah lelucon dalam durasi yang relatif singkat akan memberi impresi berbeda-beda pada penontonnya karena memang selera humor setiap orang berbeda.
Tapi, ketika comic membawakan sesuatu yang terkait dengan isu-isu sosial, mungkin penonton akan tertarik. Untuk menyempurnakan penampilan, sebagian comic akan membawa alat peraga ke atas panggung.
Tidak hanya di panggung, stand up comedy juga dilakukan di kafe, halaman universitas, dan teater. Pada tahun 1800-an, stand up comedy di Amerika Serikat sebenarnya cenderung mirip teater dengan lelucon yang sederhana.
Yang sempat terkenal pada masanya adalah teater The Minstrel Show dengan Thomas Dartmouth Rice sebagai penyelenggara. Kiprah The Minstrel Show dimulai sebelum adanya perang saudara di Amerika Serikat.
Baca juga: Pernah Diklaim Malaysia, Alat Musik Angklung Asli dari Jawa Barat
Sempat berkembang lawakan kasar dan bermuatan rasis pada penduduk kulit hitam
Saat itu bahan lawakan sederhana, tapi sudah bisa mendapatkan perhatian yang begitu besar dari penduduk Amerika Serikat.
Pada awalnya, The Minstrel Show lebih banyak mendapat respon positif dari golongan kelas menengah ke atas. Sayangnya di dalam acara banyak terdapat unsur lawakan rasis yang terlihat menonjol.
Contoh lawakan rasis adalah saat para comic sengaja menjadikan wajahnya terlihat hitam dengan maksud mengejek penduduk Amerika berkulit hitam.
Ketika mikrofon belum dikembangkan, orang tampil melawak dengan slapstick atau cara bercanda yang menyerang fisik (physical joke).
Memang hiburannya cenderung kasar, tapi acara yang seperti itu bisa bertahan sampai abad ke-20.
Stand up comedy mulai terkenal luas ke seluruh dunia pada akhir abad ke-20
Seiring waktu, The Minstrel Show berkembang dengan konsep berbeda, yaitu lebih kepada teater musikal dengan tema komedi.
Pada bagian lanjutannya, ada acara bertajuk The Olio dengan pembawa acaranya adalah suatu grup bernama The Endmen yang berjumlah dua orang.
Mereka tampil dengan sejenis pidato berisi sindiran untuk politisi, permasalahan sosial atau sekedar masalah sehari-hari yang dihadapi manusia.
Ternyata semakin lama, konsep awal The Ministrel Show yang rasis pun meredup. Gaya panggungnya sempat diubah beberapa aspek, misalnya para penampil yang mencoba one man show dan mengurangi lawakan slapstick.
Pada akhir abad ke-20 menjadi momen dimulainya tren stand up comedy yang menyebar luas ke seluruh dunia.
0 comments