inspirasi

Asal Usul Ketupat, Kuliner Khas Idulfitri yang Berawal dari Sunan Kalijaga

Penulis:   | 

Perayaan hari raya Idulfitri di Indonesia sepertinya selalu identik dengan ketupat. Hidangan yang juga dikenal di beberapa negara Asia Tenggara ini dibuat dengan bahan dasar beras dan dibungkus dengan daun kelapa muda.

Yang membuatnya unik adalah bentuk bungkusnya yang dianyam sedemikian rupa. Bukan hanya terlihat artistik, tapi anyaman daun kelapa yang membentuk ketupat juga memiliki makna khusus.

Di setiap momen lebaran, ketupat biasa dimakan bersama opor ayam, gulai, atau kari ayam, sate, dan berbagai hidangan lezat lainnya yang cocok dinikmati bersama keluarga di rumah.

Ternyata asal usul ketupat sudah sangat lama, yaitu pada zaman Sunan Kalijaga berdakwah dan membaur di tanah Jawa.

Baca juga: Mengenal Air Legen, Minuman Fermentasi Lontar yang Menyehatkan

Awalnya diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga saat berdakwah di Jawa

Asal Usul Ketupat, Kuliner Khas di Hari Raya Idulfitri

(foto: ganaislamika)

Seperti yang ditulis dalam Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia oleh Fadly Rahman, asal usul ketupat awalnya berasal dari Sunan Kalijaga.

Ketupat menjadi bagian budaya dan filosofi Jawa yang telah berbaur dalam nilai-nilai Islam. Di Jawa, hari raya Idulfitri sering disebut Bada, Bakdo, atau Bakda yang berarti setelah berpuasa sebulan.

Sunan Kalijaga memperkenalkan dua kali Bakda, yakni Bakda Lebaran dan juga Bakda Kupat.

Saat Bakda Kupat, hampir semua rumah terlihat ada anyaman daun kelapa muda untuk membuat ketupat.

Begitu ketupat matang beserta lauknya diantar ke beberapa kerabat sebagai bentuk kebersamaan dan kepedulian.

Nama dan bentuknya mengandung filosofi yang terkait spiritual manusia

Asal Usul Ketupat, Kuliner Khas di Hari Raya Idulfitri

(foto: haluan)

Asal usul ketupat di Jawa memiliki filosofi yang menarik untuk diketahui. Namanya sendiri juga merupakan sebuah singkatan dari kalimat ngaku lepat atau laku papat.

Apa arti dari kalimat tersebut? Ngaku lepat artinya mengakui tentang kesalahan pada orang lain yang kemudian diwujudkan melalui sungkeman.

Momen sungkeman biasanya dilakukan dengan cara bersimpuh dan minta maaf kepada orang tua. Tradisi seperti ini mengingatkan kembali tentang pentingnya rasa hormat dan sopan santun kepada orang tua.

Sementara itu, istilah laku papat bermakna empat laku spiritual yang diwujudkan dalam empat sisinya.

Baca juga: Cerita di Balik Batik Truntum, Dari Kisah Romantis hingga Nilai Filosofis

Inilah penjelasan dari empat sisi ketupat yang sangat bermakna

Makanan Khas Lebaran

(foto: etnis)

Sisi pertama adalah Lebaran yang berasal kata dasar lebar yang arti pintu maaf  untuk orang lain dibuka. Lebaran juga bisa diartikan dengan usai atau tanda berakhirnya bulan puasa Ramadan.

Sisi kedua adalah Luberan, yang artinya meluber dan melimpah sebagai bentuk ajaran Islam untuk sedekah ke orang miskin.

Luberan bisa diwujudkan dengan zakat fitrah sebelum hari raya Idulfitri. Bukan hanya kewajiban bagi umat Islam, zakat fitrah adalah wujud solidaritas dan kepedulian ke sesama manusia.

Sisi ketiga adalah Leburan yang artinya habis atau melebur. Yang dimaksud habis dan melebur adalah dosa-dosa, baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia.

Sisis keempat adalah Laburan, yang berasal dari labur atau kapur. Zat kapur biasa dipakai untuk menjernihkan air atau memutihkan dinding. Dalam momen Idulfitri, laburan bermakna untuk menyucikan diri kembali.

Menjadi simbol dari sikap ikhlas dan saling memaafkan antar sesama

Menjadi simbol dari sikap ikhlas dan saling memaafkan antar sesama

(foto: gnfi)

Dilihat dari bentuk anyamannya, ketupat memang tidak sembarangan. Bahkan anyamannya tergolong rumit. Kerumitan anyaman melambangkan banyaknya kesalahan yang dilakukab manusia dalam hidupnya.

Sementara itu, acara membelah ketupat sebelum makan merupakan simbol bahwasanya seseorang telah bersikap ikhlas dan saling memaafkan, sehingga hatinya jadi bersih. Filosofi tersebut ditandai dengan tampilan warna putih yang tampak sesudah ketupatnya dibelah.

Tidak hanya itu, tapi butir-butir beras yang menyatu di dalam ketupat melambangkan sebuah kebersamaan sesudah saling memaafkan satu sama lain.

Itulah asal usul ketupat sebagai tradisi lebaran di Indonesia. Apa di tempatmu juga seperti itu?

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.