inspirasi

Perbedaan Motif Tie Dye dan Shibori, Serupa Tapi Tak Sama

Penulis:   | 

Dari waktu ke waktu, tren fesyen atau mode di dunia terus berubah. Selalu ada yang baru di setiap generasi.

Tapi, ada kalanya beberapa tren dari zaman dulu ternyata kembali populer saat ini tanpa harus terlihat kuno.

Sekarang ini, teknik ikat celup tie dye kembali naik popularitasnya di dunia fesyen sejak masa pandemi.

Tapi motif tie dye yang populer di Indonesia jika dilihat secara sekilas mirip dengan teknik pewarnaan kain Jepang yang bernama shibori.

Walau jika dilihat kembali, motif tie dye dan shibori memiliki perbedaan. Motif tie dye berkembang pula di negeri Paman Sam, Amerika Serikat dan juga di benua biru, Eropa pada tahun 1960-an.

Di Indonesia, motif tie dye melekat dengan beberapa teknik pewarnaan kain tradisional di beberapa daerah.

Misalnya di Palembang yang dikenal dengan motif pelangi, kemudian di Jawa dengan nama tritik atau jumputan, dan di Banjarmasin disebut Sasirangan.

Baca juga: Uniknya Kucing Siam, Warna Bulunya Bisa Berubah-ubah

Motif tie dye atau ikat celup dibuat dengan kain yang tebalnya beragam 

Perbedaan Motif Tie Dye dan Shibori, Serupa Tapi Tak Sama

(foto: pinterest)

Tie dye atau ikat celup pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama, yaitu menghias kain dengan cara diikat atau dalam bahasa Jawa dijumput sedikit, dengan tali atau karet, dijelujur, dilipat, sampai kedap air, lalu dicelup dengan pewarna batik.

Dalam dunia celup ikat, penggunaan kain-kain dari serat yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda pula.

Kain yang tipis dapat diikat dengan membentuk simpul kecil, sehingga ragam hias yang terbentuk juga lebih padat dan banyak.

Semakin tebal kain yang digunakan, maka semakin sedikit pula jumlah ikatan yang bisa dibuat, karena simpul akan menjadi terlalu besar dan sulit untuk dikencangkan rapat-rapat.

Akibatnya zat pewarna yang digunakan dapat dengan mudah merembes masuk dan menghilangkan corak yang ingin ditampilkan.

Oleh karena itu, kain-kain yang tebal biasanya menampilkan corak yang besar pula.

Motif shibori dari Jepang sudah terkenal sejak zaman kekaisaran

Perbedaan Motif Tie Dye dan Shibori, Serupa Tapi Tak Sama

(foto: pinterest)

Motif shibori asal negeri Sakura Jepang berasal dari kata ‘shiboru’ yakni merupakan teknik pewarnaan kain yang mengandalkan ikatan dan juga celupan.

Namun hasil dari shibori ini seringkali tak jauh berbeda dengan batik dari Indonesia, meskipun dari segi pengerjaan lebih mudah dan sederhana.

Tidak heran jenis kain yang satu ini sering kali disebut juga dengan ‘batik’ asal Jepang.

Menurut infromasi yang beredar, teknik shibori ini telah digunakan sejak zaman kekaisaran Jepang pada ratusan tahun yang lalu. Bahkan beberapa pewarna alami dapat bertahan 600 tahun lamanya.

Shibori dari Jepang ini memiliki 6 teknik pewarnaan yaitu:

  • Kanoko Shibori
  • Miura Shibori
  • Arashi Shibori
  • Itajime Shibori
  • Kumo Shibori
  • Nui Shibori.

Baca juga: Teknik Memory Palace, Solusi untuk Orang yang Mudah Lupa

Jadi apa perbedaan tie dye dan shibori?

Perbedaan Motif Tie Dye dan Shibori, Serupa Tapi Tak Sama

(foto: pinterest)

Jadi, menilik dari penjelasan di atas, tie dye dan shibori jelas berbeda.

Adapun perbedaannya dapat disimpulkan menjadi 3 garis besar yaitu dari segi teknik pembuatan, dari segi warna yang digunakan, dan dari segi jenis ikatan.

Dari segi teknik pembuatan antara tie dye dan shibori adalah shibori menggunakan benang untuk membuat banyak titik kecil yang berulang pada kain.

Teknik seperti inilah yang membuat warna dan corak yang dihasilkan menjadi lebih detail serta lebih rumit dibandingkan tie dye biasa.

Kemudian, dari segi warna yang digunakan tie dye memilki warna yang lebih bervariasi, sedangkan shibori hanya punya satu warna.

Dari segi jenis ikatan, pada tie dye yang kita kenal umumnya menggunakan satu ikatan untuk memelintir dan mengikat bagian tengah kain sehingga menciptakan desain spiral.

Shibori menggunakan banyak ikatan yang jumlahnya lebih dari satu.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.