inspirasi

Mengenal Ishaq Al Mausili, Musisi dari Baghdad Penemu Tangga Nada

Penulis:   | 

Saat pertama kali belajar menyanyi, mungkin kamu memulainya dengan mengenal tangga nada, begitu juga saat bermain alat musik.

Tangga nada yang biasa dikenal dengan notasi do re mi fa sol la si do ternyata memiliki kisah di balik penciptaannya. Yang pasti melalui nada-nada, kemudian diciptakanlah macam-macam lagu.

Tahukah kamu tentang sosok yang menciptakan tangga nada pertama kali? Barangkali masih banyak yang belum tahu bahwa sosok Ishaq Al Mausili adalah orang yang berjasa di balik penciptaan tangga nada.

Baca juga : Kisah Nabi Syits, Putra Nabi Adam yang Memerangi Qabil

Bakatnya cepat berkembang karena lingkungan keluarganya juga musisi

Mengenal Ishaq Al Mausili, Musisi dari Baghdad Penemu Tangga Nada

(foto: kiev)

Ishaq Al Mausili (767-850 M) adalah seorang musisi berpengaruh pada abad ke-9 di Baghdad.

Ia hidup dan berkarya pada masa Khalifah Harun Ar Rasyid memerintah. Ayahnya yang bernama Ibrahim Al Mausili juga seorang seniman.

Sejak masih kecil ia mulai menunjukkan bakat musik. Ayahnya bukan satu-satunya orang yang mengenalkan dan mengajari musik.

Pamannya, Atika binti Shuda juga seniman berpengaruh. Selain berbakat dalam musik, ia juga sosok yang cerdas dan berbudaya. Ia punya perpustakaan pribadi yang terbesar di seluruh Baghdad.

Karyanya termasuk berpengaruh, baik kepada dunia maupun kepada murid-muridnya.

Meski kenyataannya yang dikenal luas tidak seberapa. Salah satu ciptaannya yang fenomenal adalah sistem tangga nada.

Menciptakan terobosan baru tentang cara menampilkan musik pada abad ke-9

Mengenal Ishaq Al Mausili, Musisi dari Baghdad Penemu Tangga Nada

(foto: wikipedia)

Ia sudah menekuni musik sejak kecil dan kemudian menciptakan terobosan baru tentang cara menampilkan lagu.

Lagu-lagu dan permainan musik memang diminati lingkungan istana jadi banyak terpacu untuk berkarya, salah satunya membagi nada ke dalam beberapa notasi Arab.

Meskipun di kemudian hari orang-orang di dunia banyak mengenali Guido Arezzo dari Italia sebagai sosok pencipta tangga nada atau sistem solmisasi melalui notasi Guido’s Hand.

Tapi Jean Benjamin de la Borde, seorang peneliti dan komposer Prancis memiliki pandangan lain.

Dalam bukunya Essai sur la Musique Ancienne et Moderne (1780), Borde memberi kesimpulan mengejutkan.

Ternyata, notasi Guido’s Hand karya Guido Arezzo sebetulnya tidak orisinil. Ada pengaruh dari notasi Arab yang sudah ditemukan sebelumnya.

Setelah dipelajari, Guido’s Hand sangat mirip dengan karya ilmuwan dan musisi Muslim abad ke-9.

Baca juga : Istana Neuschwanstein, Bangunan Kuno yang Menginspirasi Film Disney

Hasil karya Ishaq Al Mausili juga diakui dan dibuktikan oleh peneliti dan komposer Eropa 

Mengenal Ishaq Al Mausili, Musisi dari Baghdad Penemu Tangga Nada

(foto: irantraverse)

Ia sudah hidup dalam waktu lebih dari satu abad sebelum Guido Arezzo. Tangga nada yang diciptakannya memiliki bunyi nada, model notasi abjad, dan suku kata unik untuk penanda nada.

Ia menampilkan notasi dengan huruf Arab yang diucapkan Mi Fa Shad La Sin Dal Ra. Sementara itu notasi Guido’s Hand dengan huruf latin diucapkan Mi Fa Sol La Ti Ut Re.

Sejarawan menilai kemiripan itu bukan sebuah kebetulan, memang Guido’s Hand terinspirasi dari karyanya.

Karena Guido Arezzo sempat belajar teori musik Latin dan kumpulan karya ilmuwan musik Muslim di Monte Cassino, salah satu tempat yang beberapa kali diduduki umat Islam.

Borde sebenarnya tidak sendirian. Ada komposer Eropa lain, Guilaume Andre Villoteau yang juga berpendapat kalau solmisasi adalah ciptaan orang Islam.

Hidup Ishaq Al Mausili tak terlepas dari kontroversi dan di kemudian hari banyak yang tidak mengenalnya

  Musisi dari Baghdad Penemu Tangga Nada

(foto: albawaba)

Musik di eranya sebenarnya bukan cuma menjadi hiburan semata, tapi juga untuk metode terapi kesehatan dan ekspresi lain dari keilmuan.

Sistem tangga nada Ishaq Al Mausili telah dimuat dalam buku Great Book of Songs dan Book of Notes and Rhythms yang cukup terkenal di negara barat.

Di luar karya-karyanya, ia pun memiliki murid-murid yang berbakat, salah satunya adalah Ziryab (789-857 M) yang disukai kalangan istana.

Bahkan karena kehebatan muridnya, ia sempat merasa iri dan dengki dengan murid sendiri. Sikapnya yang memaksa murid keluar dari Baghdad menimbulkan kontroversi tersendiri.

Di kemudian hari, banyak yang kurang mengenal namanya. Kalangan bangsa Eropa di kemudian hari tidak mudah mengakui jasa orang Muslim untuk peradaban di barat, apalagi dalam bidang musik.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.