inspirasi

Hewan Semut Panda, Lebah Tanpa Sayap yang Sangat Beracun

Penulis:   | 

Tahukah kamu tentang hewan bernama semut panda? Hewan yang satu ini sebenarnya bukan semut dan juga bukan panda. Meskipun kecil, tapi berbahaya bahkan bisa menyerang sapi sampai dijuluki cow killer.

Makhluk yang satu ini benar-benar unik. Ukuran panjangnya rata-rata 8 mm dan tingginya 2-3 mm. Sebagai salah satu jenis serangga, semut panda adalah lebah tanpa sayap.

Sejak ditemukan di Chile pada tahun 1938, semut panda punya banyak hal menarik untuk diketahui.

Baca juga: Bola Voli: Sejarah, Luas Lapangan, Aturan Main, dan Istilah Penting

Sekilas bentuknya lebih mirip semut dengan bulu-bulu di sekujur tubuhnya

Hewan Semut Panda, Lebah Tanpa Sayap yang Sangat Beracun

(foto: wikipedia)

Semut panda memiliki nama ilmiah Euspinolia militaris. Warna tubuhnya seperti panda. Bagian matanya punya warna hitam, kepalanya putih, kakinya berwarna hitam, dan ada corak putih di badannya.

Sekilas memang badannya terlihat mirip semut. Uniknya, ada bulu-bulu seperti beludru di sekujur tubuh. Ada perbedaan sedikit yang tampak untuk jantan dan betina.

Untuk yang jantan biasanya masih punya sayap kecil dan tipis, sedangkan yang betina tidak sama sekali. Tentang cara hidupnya, mereka termasuk hewan yang soliter.

Tidak seperti semut atau lebah yang memiliki ‘ratu’ dan ‘pekerja’, mereka bertahan hidup sendiri dengan menghisap nektar atau serbuk bunga.

Yang betina biasa mencari makanan di siang hari, sedangkan jantan sebagai hewan nokturnal lebih aktif di malam hari.

Efek sengatannya bisa berkali-kali lipat dibandingkan lebah pada umumnya  

Hewan Semut Panda, Lebah Tanpa Sayap yang Sangat Beracun

(foto: projectnoah)

Kalau misalnya kamu pernah terkena sengatan lebah sampai merasa sakit dan gatal berhari-hari, maka sengatan panda bisa 10 kali lebih parah efeknya. Bukan hanya sakit atau gatal, tapi juga mengancam nyawa.

Terlepas dari tampilannya yang unik, tapi mereka bukan serangga yang aman untuk didekati apalagi disentuh karena memiliki kandungan racun yang berbahaya. Sebagai salah satu jenis lebah, mereka sangat kuat sengatannya.

Karena terlalu kuat, maka hewan ini mendapat julukan cow killer karena pernah membuat sapi lumpuh. Kandungan racun di dalam sengatannya bersifat sitotoksik yang bisa menyebabkan kerusak sel tubuh.

Meskipun sebenarnya tidak mematikan untuk manusia, tetapi untuk yang punya alergi atau imun tubuh sedang menurun bisa menyebabkan penurunan pada tekanan darah yang drastis. Aliran darah menuju ke seluruh tubuh pun terganggu.

Baca juga: Kisah Nabi Ishaq, Putra Ibrahim Sebagai Cikal Bakal Bani Israil

Termasuk hewan soliter yang hidup di daerah Amerika selatan dengan iklim tropis

Hewan Semut Panda, Lebah Tanpa Sayap yang Sangat Beracun

(foto: inaturalis)

Habitat asli mereka di kerikil atau pasir di daerah tropis, khususnya di Amerika Selatan, dari Chili sampai Meksiko. Sebagai hewan soliter atau penyendiri, mereka tidak biasa untuk hidup secara berkelompok.

Beberapa jenis terlihat hidup dengan pasangannya saja. Masa hidupnya bisa mencapai dua tahun. Mereka biasanya mengalami fase metamorfosis dari tahap menjadi kepompong sampai terbentuk sempurna.

Meskipun dikenal sebagai hewan penghisap nektar, tapi saat masih jadi larva, makanannya adalah larva lainnya.

Perilaku mereka tidak seperti seekor semut atau lebah kebanyakan. Saat terancam atau khawatir, baik jantan maupun betina akan mengeluarkan kicauan.

Termasuk hewan yang terancam punah karena telurnya dimangsa predator

Hewan Semut Panda, Lebah Tanpa Sayap yang Sangat Beracun

(foto: theethogram)

Cara mereka untuk bereproduksi juga menarik, yaitu pejantan akan menggendong betinanya di atas sayap. Mereka punya kerangka luar yang tebal untuk melindungi diri dari ancaman predator.

Kerangkanya bisa dimanfatkan sebagai sarang tempat penyimpanam telur dan juga untuk membantu menjaga kelembapan di tengah lingkungan tempat tinggalnya yang keras.

Saat berkembang biak, betinanya bisa bertelur sampai sebanyak 2.000 butir setiap tahun dan disimpan di bawah tanah.

Sayang sekali, telur-telur yang dikeluarkan sering dimangsa oleh predator. Mereka memang bisa melindungi diri dari predator, tapi tidak dengan telurnya.

Sampai sekarang mereka sudah berstatus sebagai hewan yang diambang kepunahan.