film

Film Korea ‘Granny Poetry Club,’ Kehidupan Bertabur Puisi di Tengah Kondisi Buta Aksara

Penulis:   | 

Granny Poetry Club merupakan film keluaran Korea Selatan terbaru yang dirilis pada 27 Februari 2019. Film bergenre dokumenter ini diproduseri oleh Kim Jae Hwan, yang juga menjadi pengarah atau sutradaranya.

Film berdurasi 100 menit ini diperankan oleh; Park Geum Boon sebagai dirinya sendiri, Kwak Doo Joo, Kang Geum Yeon, Ahn Yoon Seon, Park Wol Seon, Kim Doon Seon, Lee Won Soon, Joo Seok Hee, dan Park Bok Hyeong.

Dikisahkan para nenek-nenek dari Chilgok menghafal tabel perkalian dalam bahasa Jepang dan menjalani seluruh hidup mereka dalam keadaan buta huruf terhadap bahasa Korea.

Baca: Stray, Pengungkapan Kasus Pembunuhan di Tengah Ancaman Kekuatan Ghaib

Hal tersebut terjadi karena pada tahun 1937, Gubernur Jenderal Japang di Korea melarang penggunaan dan pendidikan bahasa Korea di semua sekolah.

Nenek-nenek dari Chilgok tersebut telah memberikan segalanya untuk pendidikan anak-anak mereka meskipun ada beban kerja yang berat.

Film Korea 'Granny Poetry Club,' Kehidupan Bertabur Puisi di Tengah Kondisi Buta Aksara

(foto: hancinema)

Kemudian suatu hari sebuah sekolah Korea dibuka di desa mereka dan menyulut api dihati mereka. Ketika mereka belajar alfabet Korea, mereka menjadi wanita sastra yang melihat puisi dalam segala hal di dunia. Ada “Puisi di sini. Puisi di sana. Puisi ada dimana-mana.”

Kehidupan 80-an anggota Granny Poetry Club berubah, mereka melakukan apa yang mereka inginkan ketika sangat menginginkan.

Baca juga: A Resistance, Kisah Seorang Perempuan Muda Pejuang Kemerdekaan Korea

Mereka bertindak seperti remaja, bercanda, selingkuh, dan tertawa sepanjang waktu mereka. Para nenek mempelajari Hangeul dan dunia terbuka di hadapan mereka saat mereka senang hati belajar.

Perlahan tapi pasti, mereka mulai menulis puisi yang mencerminkan kehidupan YOLO mereka

Nah, menarik bukan premis kisah yang ditawarkan. Yuk, daripada penasaran, intip trailerna dulu berikut ini!