inspirasi

Keunikan Besek, Kemasan Tradisional yang Ramah Lingkungan

Penulis:   | 

Apakah kamu pernah menerima atau memberi bingkisan dengan kemasan bambu bernama besek? Buat yang belum tahu apa itu besek, benda ini biasanya dipakai untuk membungkus makanan matang atau mentah.

Menjelang Hari Raya Idul Adha atau hari kurban, besek bambu diminati masyarakat karena bahannya yang lebih ramah lingkungan dibandingkan plastik. Keunikan bentuk besek adalah berupa anyaman dengan pola tertentu.

Ada yang polos sesuai warna asli bambu tapi sekarang juga sudah ada yang dibuat warna warni.

Baca juga: 10 Kebiasaan orang Sulawesi, Sangat Menjaga Warisan Leluhur

Dahulu digunakan untuk wadah sesajen

Keunikan Besek, Kemasan Tradisional yang Ramah Lingkungan

(foto: hariannasional)

Besek dibuat dari bambu yang dianyam sedemikian rupa menjadi bentuk wadah. Sebelum dianyam, bambu harus diiris-iris tipis memanjang agar proses menganyam lebih mudah.

Nama besek berasal dari bahasa Jawa. Cara penyebutan namanya sama seperti saat mengucapkan kata ‘becek’.

Tradisi menganyam besek ternyata sudah ada di Nusantara pada zaman Hindu Buddha. Tujuannya adalah untuk tempat sesajen.

Tapi ketika agama Islam mulai menyebar di Nusantara abad ke 12-15, fungsinya tidak sama lagi. Dari wadah sesajen menjadi wadah makanan untuk selamatan.

Terlepas dari fungsinya, keunikannya yang dianyam rapi adalah salah satu bentuk kreativitas masyarakat leluhur bangsa Indonesia pada zaman dulu.

Bisa dipakai di rumah menjadi wadah bumbu dapur dan oleh-oleh

Keunikan Besek, Kemasan Tradisional yang Ramah Lingkungan

(foto: tokopedia)

Sampai sekarang wadah bambu ini masih banyak ditemukan di lingkungan pedesaan. Bambu yang menjadi bahan utama membuatnya masih banyak tumbuh di desa.

Bahan yang biasa dipilih untuk membuatnya yakni bambu apus yang tidak gampang pecah ketika dibilah.

Dipandang dari sejarahnya memang benda ini termasuk kemasan tradisional dan erat dengan kearifan lokal di masyarakat.

Kemasan tradisional ini juga multifungsi, karena bermanfaat juga untuk menjadi wadah bumbu masak seperti bawang, cabe, kunyit, dan lengkuas.

Sementara itu untuk jumlah besar, besek sering dipakai saat ada kenduri, menjadi wadah nasi dan lauknya sebagai bingkisan.

Di Jawa saja besek begitu bervariasi, bukan hanya untuk kepentingan di keluarga tapi juga untuk jual beli oleh-oleh khas daerah misalnya tempe mendoan khas Banyumas, tape Bondowoso, gethuk goreng, dan geplak dari Jogja.

Lebih alami dan higienis karena pembuatannya tanpa bahan kimia  

Kemasan Tradisional yang Ramah Lingkungan

(foto: bukalapak)

Salah satu pertimbangan untuk memakai wadah berbahan bambu ini adalah karena sudah mengakar turun temurun, padahal manfaatnya bisa lebih dari itu. Kemasan seperti ini lebih alami, higienis, dan tidak memakai zat kimia untuk membuatnya.

Anyaman bambu juga mempunyai celah udara yang minim, jadi makanan yang diwadahi terlindungi dan tidak segera basi. Besek umumnya dibuat berukuran kecil, dengan lebar 8-15 cm dan dilengkapi tutup.

Baca juga: Mengenal Hobi Aquascape, Bisa Jadi Pilihan Cari Cuan

Saat masih baru dibuat, besek yang alami terlihat putih atau kekuningan. Ketika sudah lama akan menjadi kering berwarna cokelat.

Akan lebih awet jika sering dipakai dan dijaga kebersihannya, sehingga terhindar dari binatang pengerat atau udara yang terlalu lembap.

Pemakaian besek ikut membantu pengurangan sampah plastik

Kemasan Tradisional yang Ramah Lingkungan

(foto: tokopedia)

Beberapa tahun terakhir semakin banyak orang yang melakukan gerakan zero waste atau gaya hidup minim sampah, khususnya sampah plastik.

Pada momen tertentu seperti ketika akan membagikan daging kurban, pemerintah daerah berbagai kota juga menghimbau penggunaan besek daripada plastik.

Imbauan untuk memakai besek juga bukan hanya karena alasan mengurangi sampah, tapi juga agar kualitas dagingnya lebih terjaga dari bahaya.

Diketahui bahwa bahan besek bisa menghambat perkembangan bakteri anaerob pada bahan makanan seperti daging.

Adanya pori-pori pada anyaman bambu membuatnya tetap memiliki sirkulasi udara yang baik. Besek juga bisa dicuci bersih, dikeringkan dan dipakai lagi misalnya untuk wadah bumbu dapur.

Seiring berkembangnya kreativitas masyarakat dan kesadaran untuk menjaga lingkungan, semakin banyak variasi yang biasa dibuat.

Pembuatannya juga bukan hanya di pedesaan, tapi sudah merambah ke wilayah lebih luas. Banyak juga toko online yang menjualnya di e-commerce.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.